Minggu, 20 Maret 2016

RUMAH SANG LAKSAMANA MUDA


Sahabat Sejarah ...
Seperti yang kita ketahui Masa pendudukan Jepang di Indonesia dimulai pada tahun 1942 dan berakhir pada tanggal 17 Agustus 1945 seiring dengan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia oleh Soekarno dan Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia.

Namun di balik semua perjuangan yang telah dilakukan oleh para pejuang terdahulu , ternyata ada kisah yang menarik yang harus kita ketahui nih  teman - teman , Pada malam sebelum tanggal 17 Agustus 1945 seperti yang kita ketahui Bung Karno dan Bung Hatta diculik oleh Golongan Pemuda yang membawa ke dua tokoh besar ini menuju Rengasdengklok 

Para pemuda berharap besar kepada dua tokoh tersebut untuk segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia , karena Jepang sudah kalah perang , dan pemuda tak ingin Bangsa ini seolah diberikan kemerdekaan oleh Jepang jika tak disegerakan memproklamirkan kemerdekaan.

Namun Bung Karno dan Bung Hatta tak mau gegebah , akhirnya setelah Peristiwa Rengasdengklok rombongan Bung Karno dan Bung Hatta segera kembali ke Jakarta sekitar pukul 23.00 WIB pada tanggal 16 Agustus 1945. Semula tempat yang dituju adalah Hotel des Indes , tetapi tidak jadi karena pihak hotel tidak mengizinkan kegiatan apapun selepas pukul 22.30 WIB .

Akhirnya Achmad Soebardjo membawa rombongan menuju rumah Laksamana Maeda di jalan Imam Bonjol No.1 . Setelah tiba di jalan Imama Bonjol Bung Karno dan Bung Hatta diantar oleh Laksamana Maeda menemui Gunseikan (Kepala Pemerintahan Jepang) Mayor Jenderal Hoichi Yamamoto . Akan tetapi Gunseikan menolak menerima Bung Karno dan Bung Hatta pada tengah malam.


Segala macam telah ditempuh hingga akhirnya Rombongan pun kembali ke Rumah Laksamana Maeda , setelah berbicara sebentar dengan Bung Karno , Bung Hatta dan Achmad Soebardjo maka kemudian Laksamana Maeda minta izin untuk beristirahat dan mempersilahkan para pemimpin Indonesia berunding di rumahnya .

Para nasionalis telah berkumpul di Rumah Maeda untuk merumuskan teks Proklamasi. Kemudian di ruang makan Maeda dirumuskanlah naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia . Saat peritiwa penting itu Maeda tidak hadir , tetapi Miyoshi sebagai kepercayaan Nishimura bersama Sukarni , Sudiro dan B.M Dhiah menyaksikan Bung Karno , Bung Hatta dan Achmad Soebardjo membahas perumusan Naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

=========================================================

Pada tanggal 20 Maret 2016 saya kembali mengunjungi Rumah Sang Laksamana Muda tersebut untuk kesekian kalinya, Laksamana Muda itu bernama Maeda Tadashi yang lahir pada tanggal 3 Maret 1898 dan Meninggal pada tanggal 13 Desember 1977) Beliau adalah perwira tinggi Angakatan Laut Kekaisaran Jepang di Hindia Belanda pada masa Perang Pasifik. 

Selama pendudukan Indonesia di bawah Jepang , beliau menjabat sebagai Kepala Penghubung Angkatan Laut dan Angkatan Darat Tentara Kekaisaran Jepang . Laksamana Maeda memliki peran cukup penting dalam kemerdekaan Indonesia , beliau mempersilahkan kediamanya yang beralamt di jln.Imam Bonjol no.1 Jakarta Pusat sebagai tempa penyusunan naskah Proklamasi oleh Bung Karno , Bung Hatta dan Achmad Soebardjo ditambah Sayuti Melik sebagai juru ketik. Selain sebagai tempat perumusan Naskah Proklamasi beliau juga menjamin keamanan dan keselamatn para pemimpin bangsa. Kini bekas kediaman Sang Laksamana Muda Maeda beralih fungsi menjadi Museum Perumusan Naskah Proklamasi.

Rumah Laksamana Maeda yang kini beralih fungsi menjadi
Museum Perumasan Naskah Proklamasi
(Model by : +Widia Astuty )

Memasuki pintu masuk kita mengisi buku tamu dan membayar hanya 2.000 rupiah per orang , sungguh murah bukan ?? Dengan harga yang sangat murah itu kita mendapatkan ilmu dan pengetahuan tentang Sejarah Bangsa.

Tiket Masuk Museum Perumusan Naskah Proklamasi

Setelah membayar tiket masuk , saya pun segera menuju ruangan yang cukup luas dimana disebelah kiri adalah Ruang tamu pada saat Laksaman Maeda menerima Bung Karno, Bung Hatta dan Achmad Soebardjo di rumahnya.

Meja dan Kursi di ruang tamu inilah dulunya tempat di mana Laksamana Maeda
menerima Bung Karno - Bung Hatta dan Achmad Soebardjo
(Koleksinya : www.indonesiakaya.com )

Ruang Tamu Rumah Laksamana Maeda yang kini berubah menjadi
Museum Perumusan Naskah Proklamasi
( Koleksinya : jakartabytrain.com )

Jika kita dari pintu masuk menoleh ke arah kanan maka kita akan menemukan pemandangan sebuah meja panjang dengan beberapa kursi yang menurut catatan sejarah adalah bekas sebagai ruangan diplomasi antara Indonesia dan Belanda pasca kemerdekaan Republik Indonesia.






Suasana di Museum Perumusan Naskah Proklamasi
( Koleksinya : www.indonesiakaya.com )

Dan jika dari pintu masuk kita akan melihat B.M Dhiah yang sedang mengawasi Sayuti Melik yang sedang mengetik teks Proklamasi.

Sebuah Piano sebelum menuju Ruangan Diorama
Yang menggambarkan B.M Dhiah dan Sayuti Melik
Konon piano inilah tempat Bung Karno dan Bung Hatta menandatangani Naskah Proklamasi
(Koleksi : +Bijak Cendekia Soekarno )

Dari kiri ke kanan
(B.M Dhiah - Saya dan Sayuti Melik : Juru ketik Teks Proklamasi)
(Koleksi : +Bijak Cendekia Soekarno )

Dan dari ruangan B.M Dhiah dan Sayuti Melik agak bergeser sedikit kita akan melihat Bung Karno - Bung Hatta dan Achmad Soebardjo sedang merumuskan teks proklamasi di Ruang Makan Rumah Laksamana Maeda dan melihat sebuah Spanduk besar bertuliskan Proklamasi .



Di ruang makan inilah Bung Karno - Bung Hatta dan Achmad Soebardjo
merusmuskan naskah Proklamasi
( Koleksi : +Bijak Cendekia Soekarno )

Sebuah Spanduk besar bertuliskan Proklamasi
( Model : +Widia Astuty )

Setelah puas melihat Diorama yang menggambar situasi pada malam itu , sekarang mari kita menuju lantai dua , tempat dimana Laksamana Maeda beristirahat , untuk menuju lantai dua dari Bekas rumah Laksaman Maeda ini kita akan melewati Tangga yang mempunyai ornamen cukup bagus dijamanya , dan masih terawat hingga kini.

Menuju Lantai dua
( Model : +Widia Astuty )

Ornamen yang sangat cantik
( Model : +Widia Astuty )

Saya sedang menikmati tiap anak tangganya
( Model : +Bijak Cendekia Soekarno )

Dan tibalah kita di Lantai dua , Lantai dimana Laksamana Maeda beristirahat , di lantai dua ini kita akan menjumpai barang - barang peninggalan tokoh tokoh terkenal pada saat itu  lho teman - teman , serta beberapa kamar mandi dengan desain lawasnya .

Harian Indonesia keluaran tanggal 16 Desember 1948
( Koleksi : +Bijak Cendekia Soekarno )

Patung Sutan Syahrir
( Koleksi : +Bijak Cendekia Soekarno )

Saya lupa apa ini namanya , tapi ini adalah cetakan sablon
( Koleksi : +Bijak Cendekia Soekarno )

Lampunya cantik ... Klasik sekali
( Koleksi : +Bijak Cendekia Soekarno )

Barang Peninggalan Abdul Hamidham yang tersisa dan masih terawat
hingga kini.
( Koleksi : +Bijak Cendekia Soekarno )

Salah satu Kamar Mandi yang berada di Lantai 2
( Model : +Bijak Cendekia Soekarno )

Saya diantara Soekarno kecil dan Soekarno Tua
( Model : +Bijak Cendekia Soekarno )

Duduk diantara Jendela besar menuju Balkon
( Model : +Widia Astuty )

Bergeser sedikit kita akan melihat jendela - jendela besar dan view nya langsung menuju ruas jalan Imam Bonjol , berada di balkon dan berdiri di jendela yang berada di lantai dua ini sungguh sejuk , dan seolah saya merasakan masa - masa lampau , saya juga merasakan betapa nikmatnya Laksamana Maeda beristirahat di lantai dua ini.

Merasakan angin yang sepoi sepoi
( Model : +Bijak Cendekia Soekarno )

Sejuk bisa berdiri disini
( Model : +Widia Astuty )

Sambil memandang macetnya jln.Imam Bonjol
( Model : +Widia Astuty )

Sekian kisah perjalanan saya menuju Rumah Laksamana Maeda , Seorang Jepang yang rela memijamkan rumahnya untuk Perumusan Naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia , sudah saatnya kita Generasi Penerus Bangsa menghargai Jasa Para Pahlawanya dan belajar Sejarah Bangsa ini , akhir kata saya hanya bisa berkata MERDEKA .. MERDEKA .. MERDEKA .. MERDEKALAH UNTUK SELAMA - LAMANYA #JasMerah !!





GALERI FOTO















===========================================