Kamis, 20 Oktober 2016


Hallo! Bandoeng!

ini bukan lagu Halo .. Halo Bandung yang seperti kita ketahui sejak kita kecil ya ...
Lagu ini berjudul HALLO ! BANDOENG ! lagu yang diciptakan pada tahun 1929 ini pada saat hubungan telepon Belanda dan Hindia Belanda (Indonesia) mulai beroprasi pada bulan Januari 1929.

Stasiun Radio Malabar
yang berada di Gunung Puntang

Sebelumnya Hubungan komunikasi antara (Hindia Belanda) dan Belanda hanya melalui Surat dan Telegraf.

Pemerintah Belanda di Batavia membangun stasiun komunikasi di Gunung Puntang sesudah Perang Dunia I berakhir. Transmisi dimulai pada tahun 1923 dan berlangsung selama 2 dekade.

Stasiun Radio Malabar
yang berada di Gunung Puntang

Pembicaraan pertama kali melalui radio telefon antara Belanda dan Hindia Belanda terjadi pada tanggal 5 Mei 1923 melalui Instalasi Pemancar Radio Telefon . Untuk memperingati peristiwa bersejarah itu Walikota Bandung (B.Coops) meminta bantuan kepada arsitek Prof.Charles Prosper Wolf Schoemaker untuk merancang dan mendirikan Monumen Radio Telefon Holland - Nusantara yang kemudian diberinama Stasiun Radio Malabar.

Walikota Bandoeng Pertama
Meneer B.Coops

Prof.Charles PW Schoemaker
arsitek Monumen Radio Telefon Holland - Indonesia

Makam sang Arsitek di jalan Pandu Bandung

Warga bandung pada masa itu lebih senang menjuluki monumen itu sebagai (BLOOTE BILLEN PLEIN atau TAMAN PANTAT BUGIL) Karena ada nya dua patung tanpa busana saling berhadapan pada masing masing sisinya , sampai pada akhirnya stasiun komunikasi ini hancur akibat Perang Dunia II dan dikemudian hari patung tersebut musnah dan digantikan oleh Taman Citarum.

Para Meneer dan Noni Belanda sedang berfoto bersama
di Stasiun Radio Malabar

Rupanya Stasiun Radio Malabar yang berada di Gunung Puntang itu menginspirasi seseorang untuk membuat sebuah lagu , dan berdasarkan kisah nyata yang memang terjadi pada masa itu , orang itu pada akhirnya menciptakan sebuah lagu dengan Judul HALLO ! BANDOENG !

HALLO ! BANDOENG ! lirik dari lagu ini sebenarnya mengisahkan sebuah kisah yang bagi siapa saja yang mendengar dan mengetahui arti dari lirik lagu tersebut pasti akan mengalami kesedihan yang teramat dalam.

Lirik lagu ini mengisahkan keharuan dua orang yang berjauhan , yaitu seorang nenek di Belanda yang untuk pertama kalinya mendengar suara cucunya melalui saluran telepon.



Wanita tua itu (Oude Moederje dalam bahasa belanda) menelepon cucunya yang tinggal di Bandung (Dutch East Indies = Indonesia) menggunakan telepon kabel.

Sambungan pun tersambung antara Belanda dan Indonesia , dan percakapan pun dimulai , si Nenek itu berkata "Halo ! Bandoeng! ?? kemudian saat cucunya berkata "Opoe lief , Tabeh ! Tabeh !" yang artinya (Nenekku Tersayang , Tabeh ! Tabeh!)

Wanita tua itupun menghembuskan nafasnya yang terakhir , kerinduan yang sangat mendalam kepada cucunya yang saat itu tinggal di Bandung , ditambah pula penyakitnya yang makin parah , membuat Wanita tua itupun menelepon cucunya.

Sebuah akhir yang sedih , namun setidaknya Sang Nenek bisa pergi dengan tenang karena sudah mendengar suara cucunya :)

Lagu ini untuk pertama kalinya dinyanyikan oleh Willy Derby , kemudian dilantunkan ulang oleh Wieteke van Dort (Seorang artis pada masa itu yang memilik darah campuran Belanda yang lahir di Indonesia)

Willie Derby
penyanyi yang pertama kali mendendangkan
Lagu Halo ! Bandoeng !
Wienteke van Dort
seorang artis peranakan Belanda yang lahir di Indonesia
yang kemudian oleh beliau lagu Halo! Bandoeng! dinyanyikan kembali
==============================================



LIRIK LAGU HALO! BANDOENG! 
VERSI BAHASA BELANDA

't Kleine moedertje stond bevend
Op het telegraafkantoor
Vriendelijk sprak de ambtenaar: "Juffrouw
Aanstonds geeft Bandoeng gehoor"
Trillend op haar stramme benen
Greep zij naar de microfoon
En toen hoorde zij, o wonder
Zacht de stem van haren zoon

refrain:
Hallo, Bandoeng
"Ja moeder, hier ben ik"
"Dag lieve jongen," zegt zij, met een snik
Hallo, hallo "Hoe gaat het ouwe vrouw"
Dan zegt ze alleen "Ik verlang zo erg naar jou"

"Lieve jongen," zegt ze teder
"Ik heb maanden lang gespaard
't Was me, om jou te kunnen spreken
M'n allerlaatste gulden waard"
En ontroerd zegt hij dan: "Moeder
Nog vier jaar, dan is het om
Oudjelief, wat zal 'k je pakken
Als ik weer in Holland kom"

refrain
"Jongenlief," vraagt ze, "hoe gaat het
Met je kleine, bruine vrouw"
"Best hoor," zegt hij, en wij spreken
Elke dag hier over jou
En m'n kleuters zeggen 's avonds
Voor 't gaan slapen 'n schietgebed
Voor hun onbekende opoe
Met 'n kus op jouw portret

refrain
"Wacht eens, moeder," zegt hij lachend
"'k Bracht mijn jongste zoontje mee"
Even later hoort ze duidelijk
"Opoelief, tabeh, tabeh"
Maar dan wordt het haar te machtig
Zachtjes fluistert ze: "O Heer
Dank, dat 'k dat heb mogen horen"
En dan valt ze wenend neer

Hallo! Bandoeng
"Ja moeder, hier ben ik"
Zij antwoordt niet, hij hoort alleen 'n snik
"Hallo, hallo" klinkt over verre zee
Zij is niet meer
En het kindje roept: "tabeh"...



===============================================================================



LIRIK LAGU HALO! BANDOENG! 

VERSI BAHASA INDONESIA

Perempuan tua itu duduk gemetar di kantor telegraf
Dengan ramah petugas operator berkata:
”Ibu, sudah tersambung dengan Bandung”
Dengan kaki yang kaku dan gontai, dia berdiri meraih mikrofon
Dan saat itu pun, oh sungguh mengagumkan,
Dia mendengar suara lembut anak lelakinya
Refr:
Halo! Bandung!
Ya bunda, aku di sini!
Salam anakku sayang, katanya dengan menahan tangis
Halo, halo!
Apa kabarnya, bunda?
Dengan suara lirih dia menjawab:
Aku sangat merindukanmu, nak!
Sayang, dia bertanya, apa kabarnya dengan isterimu yang berkulit sawo matang?
Baik-baik saja, bu, katanya, dan kami membicarakan ibu setiap hari di sini
Dan anak-anak mengucapkan doa malam sebelum tidur
Untuk opung (nenek) yang belum mereka jumpai
Dengan mencium potretmu
”Tunggu sebentar, bunda”, katanya sambil tergelak
“Aku akan memanggil anakku yang paling bungsu”
Tak lama kemudian terdengarlah dengan jelas:
Opung (nenek) tersayang, tabeh, tabeh!”
Tak tertahankan hatinya mendengarnya, ia pun berbisik lembut kepada Tuhan
Terima kasih Tuhan, Engkau telah mengizinkan aku mendengarkan
Dan kemudian ia jatuh bersimpuh sambil menangis
Halo! Bandung!
Ya bunda, aku di sini!
Dia tidak menjawab
Hanya terdengar isak tangis
Hallo! Hallo! Terdengar suara klik di seberang lautan
Dia sudah tiada saat putranya berseru: Tabeh!


=======================================================================





Tidak ada komentar:

Posting Komentar