Minggu, 10 Januari 2016

BECAK : SI RODA TIGA YANG "DIKAMBING HITAMKAN"

Saya mau tamasyaBerkeliling keliling kotaHendak melihat-lihat keramaian yang adaSaya panggilkan becakKereta tak berkudaBecak, becak, coba bawa saya
Saya duduk sendiri sambil mengangkat kakiMelihat dengan asyikKe kanan dan ke kiriLihat becakku lariBagaikan tak berhentiBecak, becak, jalan hati-hati
Bagi Generasi 90an tentunya sudah tak asing lagi dengan sebuah lirik lagu diatas dong, yuupp tepat sekali itu adalah lirik dari sebuah lagu yang sempat wara - wiri di telinga kita saat kita masih kecil . Lagu itu berjudul BECAK .
Lagu HAI .. BECAK diciptakan oleh Ibu Sud dan sempat dinyanyikan oleh salah satu Penyanyi Cilik bernama Mega Utami.

Ibu Soed
Pencipta Lagu Hai Becak
Penyanyi Cilik
Mega Utami yang menyanyikan lagu Hai Becak
                                                                        *****


Video Lagu Hai Becak Dinyanyikan oleh : Penyanyi cilik Mega Utami(Koleksinya Youtube)
*****

Becak di Jaman Kolonial Belanda

Becak adalah salah satu dari alat transportasi yang pernah ada di Indonesia , (khusus untuk Jakarta agaknya mulai jarang terlihat hehehe) . Becak juga bisa disebut kendaraan beroda 3 yang digerakan oleh tenaga manusia , dengan masing - masing roda yang terdapat di sebelah kanan - kiri dan belakang dan dibagian atas terdapat terpal yang akan melindungi penumpang dari terik panas dan hujan, sedangkan si Pengemudi nya berada di belakang sambil mengayuh dan mengemudikan becak tersebut. Selain bisa mengangkut manusia sebagai penumpang , Becak juga bisa mengangkut hewan / barang - barang , dan Becak bisa juga disebut kendaraan yang potensial.

Becak pertama kali masuk di Batavia sekitar tahun 1940 , tak jelas juga kapan pertama kali becak bisa tiba di Indonesia, menurut sumber yang pernah saya baca di ( https://id.wikibooks.org/wiki/Profil_Becak_di_Indonesia/Sejarah_perkembangan_becak_di_Indonesia#cite_note-4 ) , disitu tertulis LEA JELLANIK bahwa becak didatangkan ke Batavia dari Singapura dan Hongkong pada tahun 1930.

Jawa Shimbun terbitan 20 Januari 1943 menyebutkan becak dari Makassar ke Batavia akhir tahun 1930an , berita ini diperkuat dengan ditemukannya catatan perjalanan seorang wartawan Jepang yang melakukan perjalanan ke berbagai daerah di Indonesia , salah satunya Makassar.

Penarik Becak di Kota Medan tahun 1936

Salah satu catatan yang memperkuat tentang info becak , adalah catatan yang berjudul "PEN TO CAMERA" terbitan tahun 1937 disebutkan disitu bahwa "Becak ditemukan oleh orang Jepang yang tinggal di Makassar bernama SEIKO - SAN yang memiliki Toko Sepeda , karena penjualan sepeda saat itu mengalami kemerosotan , akhirnya SEIKO - SAN memutar otak dan terciptalah Becak "

Setelah berkembang di Batavia , becak pun kemudian berkembang ke Surabaya. Di tengah benturan Perang dan Alat Transportasi lain yang tengah berkembang , Becak tetap bertahan ..hingga pada akhirnya di pertengahan hingga akhir tahun 1950 tercatatat ada sekitar 25 - 30.000 becak di Jakarta . 

Pada tahun 1966 jumlah becak semakin membengkak dan pada tahun 1966 jumlahnya semakin bertambah dengan total 160 ribu becak. Pada masa Pemerintahan Gubernur DKI Jakarta ALI SADIKIN saat itu mengeluarkan aturan larangan angkutan dengan mengenai tenaga manusia, dalam hal ini ialah Membatasi beroperasinya becak dan mengadakan razia di daerah bebas becak. 

Gubernur selanjutnya semakin genjar untuk menumpas Becak dari wajah Jakarta ,Becak "DIKAMBING HITAMKAN" dituding sebagai biang kemacetan di Jakarta , dianggap sebagai Angkutan yang ketinggalan zaman dan tidak manusiawi. Becak juga menemui babak baru dalam hidupnya , dalam hal ini becak harus berhadapan dengan musuhnya atau pesaingnya di dunia transportasi yang baru yaitu BemoBajaj , Helicak , Ojek motor , Mikrolet dan Metro mini  sebagai alat transportasi baru pada saat itu .

Becak yang beroperasi di Depan Kedutaan Ingris
Jakarta tahun 1986

Nasib sang Pengemudi kemudian mau tak mau harus berkhianat dengan berpindah profesi sebagai salah satu pengemudi di alat transportasi yang baru seperti : Bemo , Bajaj , Helicak , Ojek Motor , Mikrolet dan Metro mini ,sejak Pemerintah menggaruk dan membuang becak - becak tersebut ke Teluk Jakarta yang konon katanya akan sebagai Rumpon atau Rumah Ikan.

Becak yang telah menafkahi orang - orang tua terdahulu kini telah musnah , Becak yang sempat di gunakan oleh Meneer dan Noni di Jaman Kolonial kini telah hilang di telan ombak di Teluk Jakarta.

Orang - Orang Belanda sedang mengayuh
dan menjadi penumpang di salah satu becak

Pada suatu hari saya tak sengaja melihat salah satu berita di chanel Youtube saya , video tersebut menberitakan bahwa di Negeri Belanda sana ada salah satu warga Belanda yang mempunyai becak dan mengayuhnya di salah satu pantai di Negeri Belanda. Jika di Indonesia Becak dituding sebagai Biang Kemacetan - Maka di Belanda dijadikan sebagai transportasi wisata .Berikut videonya :

Video Ekstitensi Si Roda Tiga yang pindah ke Negeri Belanda
Koleksinya Youtube
 

Salah satu Cuplikan video Pemilik Becak di Belanda

Becak mungkin memang bukan Alat Transportasi milik Bangsa Indonesia , tapi justru di Indonesia si roda tiga ini berkembang pesat dan dicintai oleh rakyatnya sebagai Alat Transportasi yang potensial . 

Di Indonesia pula sejarah demi sejarah telah dilewati oleh si roda tiga ini , bahkan STIGMA masyarakat tentang BECAK sudah barang tentu melekat sekali dengan INDONESIA bahkan Pemerintah pun sempat dibikin kewalahan saat itu .

Semoga dengan pindahnya Becak di Belanda nun jauh disana bisa mendapatkan hidup yang layak dan dan setidaknya lebih dihargai. Dan semoga saja Pemerintah Indonesia sadar bahwa setidaknya Becak pernah berjaya di Tanah Air.

Becak sejatinya adalah gambaran dan potret diri tentang Sejarah Transportasi yang pernah ada di Indonesia , yang pernah menghiasi tiap sudut desa dan sudut jalanan Ibu Kota di masa lampau , tidak akan ada lagi pemandangan si pengemudi becak yang mengibaskan topi anyamanya sambil menyeka keringat dan tertidur di atas becaknya.

POTRET SI RODA TIGA DI MASA LALU





Petinju Muh.Ali berkunjung ke Indonesia tahun 1973
dengan menggunakan becak

Potret kehidupan Becak di Jakarta tempoe doeloe


Pengemudi Becak dan Becaknya


*****

















Tidak ada komentar:

Posting Komentar