Senin, 18 April 2016

MENENGOK "SANG PERTAPA SAKTI" DI KAWASAN GUNUNG GEDE PANGRANGO


Gunung Gede - Pangrango
(Koleksinya : https://id.wikipedia.org/wiki/Taman_Nasional_Gunung_Gede_Pangrango )

Siapa yang tak kenal dengan Gunung Gede Pangrango , ya Gunung yang berlokasi di Jawa barat ini menjadi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGP) sejak tahun 1980 , Taman Nasional ini merupakan salah satu yang tertua di Indonesia . Kawasan Gunung Gede dan Gunung Pangrango sesungguhnya telah lama dikenal lama dalam dongeng dan legenda Tanah Sunda. Salah satunya , naskah perjalanan BUJANGGA MANIK dari sekitar abada 13 yang telah menyenbut - nyebut tempat bernama PUNCAK dan BUKIT AGEUNG (yakni Gunung Gede) yang disebutnya " HULU WANO NA PAKUAN " yang artinya kurang lebih TEMPAT TERTINGGI DI PAKUAN .

Foto Gunung Gede - Pangrango dilihat dari Sindanglaya
(Koleksinya :https://id.wikipedia.org/wiki/Taman_Nasional_Gunung_Gede_Pangrango )
Digambar tertulis Peta Gunung Gede tahun 1839
(Koleksinya : https://id.wikipedia.org/wiki/Taman_Nasional_Gunung_Gede_Pangrango )

Sepertinya pada masa itu telah ada jalan kuno antara BOGOR dengan CIANJUR yang melintasi lereng utara Gunung gede di sekitar Cipanas. Banyaknya kisah - kisah yang mengulas tentang Sejarah Gunung Gede dari jaman kerajaan hingga jaman Penjajahan membuat saya ingin berkunjung dan meneiliti dengan pengetahuan sejarah yang saya tau .

Buku Tentang REINDWARDT konon katanya
beliau yang pertama kali menginjakan kakinya di Puncak Gunung Gede april 1819
sekaligus namanya diabadikan sebagai Pendiri Kebon Raya Bogor
Tugu Peringatan REINDWARDT Pendiri Kebon Raya Bogor

Saat itu saya mengkhususkan diri saya untuk berkunjung ke kawasan TNGP , ditemani oleh ke empat rekan saya , saya berangkat dari Jakarta menuju ke TKP , kali ini kami tidak akan melakukan pendakian ke Gunung Gede Pangrango , kami hanya jalan - jalan kecil menuju Sebuah Curug yang kebetulan lokasinya berada di Jalur pendakian Gunung Gede Pangrango via Cibodas.

Nama curug itu bernama CURUG CIBEUREUM , Curug Cibeureum terdiri dari Air terjun Utama Curug Cibeureum , dan dua air terjun lain yang lebih kecil bernama CURUG CIDENDENG dan CURUG CIKUNDUL . Curug Cibeureum adalah air terjun terbesar dan paling pendek di kawasan ini

Nama Cibereum berasal dari Bahasa Sunda yang mempunyai arti SUNGAI MERAH , nama ini diambil dari nuansa merh dinding tebing yang terbentuk dari lumut merah yang tumbuh secara endemik di sana , jika terkena sinar matahari , maka warna air pun terlihat berubah menjadi merah.

Di sebelah kanan Curug Cibeureum adalah Curug Cidendeng ukuranya lebih tinggi dan langsing , airnya melintasi tebing batu dan jatuh menimpa lereng tebing yang berlumut . Sedangkan yang paling kanan adalah Curug Cikundul yang letaknya sangat tinggi dan agak bersembunyi di ceruk dua tebing.

Selain mitos berupa air yang berwarna merah , terdapat juga mitos lain yaitu diyakini keberadaan seorang pertapa sakti yang sedang melakukan laku ritual (bertapa) . Dikarenakan bertapa sangat lama dan tekun akhirnya pertapa tersebut berubah menajdi batu , Konon batu besar yang berada di tengah - tengah air terjun Cibeureum adalah perwujudan seorang pertapa sakti tersebut . Ayo teman - teman kita intip galeri foto perjalanan spiritual dan perjalanan napak tilas saya di Episode "MENENGOK SANG PERTAPA SAKTI DI KAWASAN GUNUNG GEDE PANGRANGO"

Foto di depan Toko Adventure
yang masih tutup hihiihi
Gerbang Kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango
(ditemani oleh keempat teman saya)
Pintu masuk menuju Curug Cibeureum terletak di sebelah utara sekitar 500 meter dari pintu masuk utama Kebun Raya Cibodas . Pintu masuk ini juga merupakan jalan masuk menuju pendakian Gunung Gede Pangrango.

Sepanjang perjalanan menuju curug ini akan ditemui beberapa tempat yang cukup menarik , juga beberapa pos untuk beristirahat yang sengaja dibangun oelh pengelola . Sekitar 30 menit berjalan dari pintu masuk ditemui pos pertama . Dipos pertama inilah terdapat informasi , tempat istirahat dan toilet .. eh ada yang jual makanan juga lho disini ... hehehehe

Pos Pendaftaran - Informasi - Tempat Peristirahatan
(Koleksinya : nordhik.wordpress.com )

Perjalanan selanjutnya ke pos kedua yang terletak di dekat TELAGA BIRU , telaga ini mempunyai luas sekitar 0,25 ha dengan mempunyai keunikan tersendiri lho .. yaitu aornya berwarna biru kehijau - hijauan , karena di dalam telaga ini terdapat ganggang hidup sehingga membuat air di telaga ini berwarna biru.

Papan Informasi Telaga Biru
(Koleksinya : adikristanto.net )
Foto keheningan Telaga Biru
(Koleksinya : adikristanto.net )

Setelah berjalan kurang lebih 2 km , perjalanan akan melewati jembatan yang terbuat dari susunan potongan kayu yang rapi di atas RAWA GAYONGYONG . Gayongyong adalah jenis rumput , aman untuk dilewati walaupun ada beberapa kayu yang sudah bolong karena rapuh . Trek di jembatan kayu ini lumayan panjang untuk disebut sekedar jembatan . Di jembatan kayu ini ada tempat untuk sekedar melepas lelah atau mengabadikan momen.

Papan Informasi Rawa Gayongyong
(Koleksinya : arifh80.wordpress.com )
Penampakan Jembatan Rawa Gayongyong
(Koleksinya : +Bijak Cendekia Soekarno )

Jalur jembatan kayu kembali berganti dengan trek bebatuan dan tidak lama lagi kita akan bertemu pos selanjtnya , yaitu pos 3 yang terletak di sebelah persimpangan (pertigaan) dan dinamakan PANYANCANGAN KUDA , ada papapn penunjuk arah pula disana , sebelag kiri menuju lokasi AIR PANAS - KANDANG BADAK dan PUNCAK GEDE , sedangkan arah kanan ke CURUG CIBEUREUM dan PUNCAK PANGRANGO , yang jelas kita ambil kanan dong teman - teman ... kan mau ke Curug Ciebeureum hehehehe...

Saya dan teman saya berada di Pertigaan Panyancangan Kuda
(Koleksinya : +Bijak Cendekia Soekarno )

Dari persimpangan tersebut kita ambil ke kanan , jalanya agak menurun sedikit dan datar , estimasi waktu tempuh menuju Curug Cibeureum sekitar seperempat jam dari persimpangan ini.

Istirahat Sejenak bercumbu dengan alam sekitar
(Koleksinya : +michael doank )
Selepas istirahat , sampailah saya di Curug Cibeureum
(Koleksinya : +Muhammad Nursusanto )
Perjalanan spiritual dan sejarah untuk MENENGOK "SANG PERTAPA SAKTI" DI KAWASAN GUNUNG GEDE PANGRANGO , bisa dikatakan telah sampai di titik yang telah di rencanakan , Kami berlima telah sampai di Curug yang ternyata mempunyai sejarah atau legenda yang tak banyak orang tahu sesampainya disana batu besar yang konon katanya sebagai perwujudan seorang pertapa sakti telah kami temukan namun tak seperti yang kami duga , disana nampak bebatuan yang menumpuk sehingga nampak seperti batu yang besar.  

Saya berharap dari tulisan saya ini dan didukung dari berbagai sumber yang terpercaya , masyarakat atau pendaki dalam hal ini agar lebih bisa menghargai Kearifan Lokal di manapun kaki kalian berpijak , kita memang tak pernah tahu dahulu tempat ini berupa apa , mungkin kita juga masa bodo dengan yang namanya mistis , mistik ataupun mitos ... tapi saya berharap teman - teman dan para pembaca agar bisa lebih menghargai budaya bangsa , dan menghargai aturan yang tertulis maupun tak tertulis ... ingatlah ... (KITA TAK HIDUP SENDIRI DI DUNIA INI .. KITA HIDUP BERDAMPINGAN)

Terima kasih telah sudi mampir ke blog saya dan saya ucapkan banyak terima kasih sekali kepada blog blog yang lain dan sumber yang terpercaya sehingga saya bisa mengijakan kaki di Curug Cibeureum dan tentunya bisa berbagi pengalaman dan info , agar kedepanya kita bisa lebih baik lagi dalam melakukan perjalanan 

#SalamLestari
#SalamBudaya
#Indonesia
#PendekarBerpayungPINK

             ======== BIJAK CEN SOEKARNO ========


















.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar